Cerita Syahwat, Begitu Dahsyatnya Nafsu Syahwat #Tidak Kenal Ampun | LDII QHJ -->

Official Blog Lembaga Dakwah Islam Indonesia

01 January 2022

Cerita Syahwat, Begitu Dahsyatnya Nafsu Syahwat #Tidak Kenal Ampun

Cerita Syahwat, Begitu Dahsyatnya Nafsu Syahwat #Tidak Kenal Ampun - Yuk kita bahas bagaimana dahsyatnya Nafsu Syahwat itu..

Sigmund Freud, mbah ilmu psikolog, menyatakan bahwa syahwat inilah penggerak “driving force” dari segala dinamika kehidupan di dunia, apalah jadinya kehidupan di dunia ini jika penghuninya tidak memiliki syahwat, maka dari dulu manusia sudah musnah, karena tidak ada keturunan, dan lagi tidak ada istilah cerita asmara seperti Romeo & Yuliet, Rama & Sinta, Pronocitro & Roro Mendut, dan lain-lain.

Mengutip cerita terdahulu, ada seorang raja yang bernama Syahdan (pembesar di zaman Nabi Yusuf) yang naksir berat kepada bibinya sendiri, diutuslah pamannya untuk memimpin pasukan, berperang melawan musuh yang jauh lebih kuat. Pamannya mati sang bibi pun dimiliki.

Begitu Dasyatnya Nafsu Syahwat


Syahdan, adalah seorang pembesar, yang meramut seorang laki-laki yang ditemukan disebuah sumur. Setelah anak tadi menjadi seorang pemuda, sang istri pembesar naksir berat kepada pemuda itu, sampai suatu saat, keduanya kepergok saling berduaan didalam kamar.

Cerita tentang Raja Daud, didalam Al-Qur’an disebutkan teguran implisit (secara tidak langsung) dari Allah kepada Raja Daud, atas perbuatannya itu. Cerita selanjutnya adalah tentang Zulaikhoh, Al-Qur’an menceritakan secara lengkap peristiwa itu dengan cukup detail, sampai-sampai dicantumkan ajakan Zulaikhoh kepada sang pemuda yaitu Nabi Yusuf, “haita laka”~ marilah kesini.

Begitu dasyatnya nafsu syahwat, tidak kenal ampun!

Sekali terkena nafsu jenis ini (bahasa halusnya: terpanah asmara) lupa daratan lupa lautan sudah. Bahkan bisa tidak peduli hubungan darah. Dalam sejarah romawi dikenal dengan istilah “kaisar nero” bahwa memperistri ibunya sendiri. Di tanah Sunda, Tangkuban Perahu, konon adalah perahu yang ditendang Sangkuriang sehingga terbalik dan menjadi gunung, gara-gara Sangkuriang murka karena gagal memperistri seorang wanita yang ditaksir berat, yang ia adalah seorang ibunya sendiri.

Jika sebuah hadis mengatakan bahwa semua anak Adam pernah berbuat dosa kecuali Nabi Yahya karena dia tidak mempunyai syahwat, maka ada benang merah bahwa syahwatlah salah satu yang menyebabkan kita semua berbuat dosa.

Selain penyebab berbuat dosa kita adalah syahwat, juga disebabkan peristiwa pembunuhan pertama kali oleh Qobil pada Habil yang saudaranya sendiri karena dorongan syahwat yaitu istri yang satu lebih cantik daripada yang lainnya, dan kejadian ini diwariskan pada anak turunnya hingga sekarang ila yaumil qiyamah karena sifat anak tidak jauh dari sifat orang tuanya.

Para ulama mempunyai peranan penting kepada jama'ahnya, tanpa pencerahan dan pemahaman tentang dahsyatnya jenis syahwat ini akan dapat menjerumuskan seseorang ke jalan yang tidak benar. maka penting perand ari apra ulama sekarang.

Jika Ulama sekarang concern dengan masalah pemenuhan nafkah lahir batin dari suami kepada istrinya, tentulah ada kejadian-kejadian yang melatar-belakanginya. Penyimpangan atas pemenuhan syahwat sampai kebentuk yang paling ekstrim, seperti zina yang semakin merajalela dikalangan umat.

Tidak hanya terjadi diantara muda mudi akan akan tetapi juga dikalangan yang sudah berkeluarga. Masya Allah! Jika pasangan berat lajang boleh jadi disebabkan nafsu syahwat yang timbul secara naluriah, adapun bagi yang sudah berkeluarga lebih sangat besar lagi dosanya.

Kehidupan rumah tangga yang harmonis sakinah mawaddah wa rohmah, tidak bisa lepas dari pemenuhan nafkah ini, yang sebenarnya tidak saja dari suami kepada istrinya, tetapi juga sebaliknya. Bukan berarti seorang istri untuk memenuhi kebutuhan nafkah ini diperbolehkan bersuami lebih dari satu, itu tidak! Karena hanya seorang Laki-laki yang diperbolehkan menikah lebih dari satu, maka bagi para suami yang mempunyai istri lebih dari satu dianjurkan oleh Allah supaya berupaya memaksimalkan dalam memenuhi nafkah lahir batin kepada istrinya.

Mata! Adalah salah satu panca indera yang digunakan oleh syaitan sebagai pintu gerbang pelanggara syahwat. Nabi Daud sampai mengorbankan pamannya, Zulaikhoh sampai mengorbankan nama baiknya. Panah asmara, dorongan syahwat, menembus ulu hati lewat mata. Firman Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 30-31:

قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصٰرِهِمْ وَيَحْفَضُوْا فُرُوْجَهُمْ ۚ...(۳۰)

وَقُلْ لِّلْمُؤْمِنِٰتِ يَغْضُّضْنَ مِنْ أَبْصٰرِهِنَّ وَيَحْفَضْنَ فُرُوْجَهُنَّ ... (۳۱)

“katakanlah kepada orang iman laki-laki untuk memejamkan mata dan menjaga farji...(30) katakanlah kepada orang iman perempuan untuk memejamkan mata dan menjaga farji...(31)”.

Marilah mempersempit gerbang penyimpangan syahwat dengan saling memenuhi kebutuhan nafkah lahir batin bagi yang sudah berkeluarga, serta menjaga pandangan mata, tidak jelalatan kepada lawan jenis yang tidak muhrim bagi semua muslimin-muslimat, termasuk yang lajang-lajang. Sekian..

Share on Facebook
Share on Twitter
Tags :

Related Post: