Sosmed Gerakan Ldii Agar Menjadi Ormas Terbesar Se-Indonesia #Hati2 Akun Palsu | LDII QHJ -->

Official Blog Lembaga Dakwah Islam Indonesia

01 January 2022

Sosmed Gerakan Ldii Agar Menjadi Ormas Terbesar Se-Indonesia #Hati2 Akun Palsu

Ormas Ldii concern pada ibadah dan bukan pada politik. Tidak diragukan lagi jika ada sosial media yang mengajak ormas Ldii menjadi yang tersebar diseluruh Indonesia, hati-hati akun palsu. Ldii tidak mempunyai visi misi tersebut, bahkan tidak akan pernah mendukung suatu kelompok atau partai manapun, jika menjumpai pada warga ldii yang mendukung suatu kelompok atau partai tertentu, atau mengajak membesarkan ormasnya, itu dari pribadinya sendiri dan patut diberi peringatan jika orang tersebut memang dari warga kami, karena dimata publik, mereka mengaggap ormas Ldii yang memerintahkan, padahal sama sekali tidak.



Ldii sebuah Ormas Islam yang concern-nya pada ibadah, bukan lainnya, seperti mengajari cara berdebat hebat, apalagi mengajak membesarkan ormasnya atau semacamnya yang berbau politik.

Seperti dicuplik dari pengajian besar Ldii bulan agustus 2017, Ldii agar independen dan tidak mendukung suatu kelompok dan partai manapun.

Dan diperkuat dari Ketua Umum Dpd Ldii untuk "tidak menyebarluaskan berita/informasi Hoak atau berita yang belum terkonfirmasi kebenarannya baik yang berkaian isu politik..."


#Para Marketer Memanfaatkan Sosial Media Sebagai Target Mencari Liker dan Follower Berjuta-Juta Tanpa Memikirkan Prosesnya

Di era serba canggih ini, seseorang ingin memasarkan produknya dengan mudah menggunakan sosial media, kadang ada beberapa golongan yang menggunakan tips seperti diatas, mengatas namakan ormas agar dapat menarik like dan follower yang banyak dalam waktu yang singkat.

Ditemui, ada suatu website yang mengulas khusus tentang pembelajaran marketing online, menjelaskan bahwa sosial media saat ini terkadang sengaja dimanfaatkan sebagian orang marketer ingin mengejar target pencapaiannya secepat mungkin, tetapi tidak memperhatikan prosesnya, apakah dibenarkan agama dan dilarang agama.

Contoh..

..pada saat ini ada isu yang sedang hangat dibahas, misalkan seperti berita dalam situs yang isinya kebencian kepada suatu aparatur negara. Lalu para marketing memanfaatkan isu itu dengan membuat fanspage atau forum dengan menunjukkan kebenciannya terhadap aparatur tersebut dan mengiklankannya secara komersial melalui media sosial juga, sehingga secara emosional, saat seseorang melihat iklan tersebut akan mengklik like dan berlangganan atau memfollownya, dengan tujuan penasaran dengan berita-berita yang akan di-update. Sesuai survei, seseorang akan lebih suka membaca berita yang emosional, sehingga berusaha untuk selalu tahu perkembangannya.

Mereka para marketer membuat postingan secara rutin dengan sangat tidak etis bahkan tabu untuk dibaca, memang dibuat sengaja demikian, dengan tujuan agar dengan cepat mendapatkan liker sebanyak-banyaknya.

Bahkan sengaja mereka biarkan komentar-komentar dari postingnnya, agar fanspage terlihat hidup dan ter-update. Jika sudah tercapai target liker atau followernya, mereka menghentikan memposting status hingga beberapa bulan hingga suasana para komentar sudah adem dan kondusif.

Nah, setelah itu mereka mengganti naman fanspage itu dengan nama yang sesuai dengan planning bisnisnya, misalkan menganti nama dengan "Toko Online Sepatu", lalu mereka memanfaatkan fanspage yang sudah ribuan bahkan jutaan itu untuk mempromosikan produknya.

Nah, cara inilah yang belum bisa difilter oleh para vendor perusahaan platform sosial media. Sehingga, patut kiranya ada hak dari polisi online yang selalu siap siaga untuk melaporkan pihak perusahaan sosmed dan menghentikan para marketer itu untuk tidak membuat berita isu belaka atau membesar-besarkan isu dan diada-ada. Perbuatan ini tidaklah benar, tidak ada dalam agama Islam yang memperbolehkan dengan cara demikian. Selain itu, sebenarnya para liker dan follower dengan proses seperti ini tidaklah tertarget, karena mereka belum tentu suka produk sepatu.

Dampak para marketer mekalukan cara ini, diantaranya:
  1. Prosesnya salah dan tidak dibenarkan Agama
  2. Tujuan tidak tertarget
  3. Hasil penjualan bisa tidak berkah

Sekali lagi, di Ldii tidak ada perintah untuk membesarkan Ormasnya karena Ldii concern pada mendidik anak bangsa menjadi alim, berilmu dan faham agamanya, dengan tujuan sebagai bekal dunia dan akhirat. Semoga informasi artikel ini bisa bermanfaat bagi semua kalangan warga Ldii, Amiin.

Share on Facebook
Share on Twitter
Tags :

Related Post: